Tim dari Yayasan WALAYAH yang terdiri dari H. Arifin Ardi, Hendra Yudha dan Deni Wahyu Dinata bersama ketua Pembina KH Wahfiudin Sakam, berkesempatan untuk melakukan studi banding ke Desa Tani yang terletak di kawasan Lembang, Bandung pada 17 Oktober 2024 kemarin.
Pada kunjungan ini, turut serta bersama beberapa orang yang memiliki latar belakang menarik. Salah satunya adalah Ryosuke, seorang mahasiswa asal Jepang yang tengah melakukan penelitian ke-Islam-an di Indonesia dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kami juga ditemani oleh Ust. Halim Ambiya, pengasuh Tasawuf Underground yang dikenal memiliki pemahaman mendalam tentang spiritualitas dan sudah berhasil membina banyak anak-anak punk di jalan untuk belajar dan berkarya secara lebih baik di tengah-tengah masyarakat.
Desa Tani sendiri adalah desa yang mengusung konsep pertanian organik dan ekowisata, yang mengutamakan kelestarian alam dalam setiap aktivitasnya. Di desa ini, para petani mengolah lahan mereka tanpa menggunakan bahan kimia sintetis, melainkan dengan memanfaatkan metode alami seperti kompos, pengendalian hama alami, dan rotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah. Selain itu, mereka juga menjaga keberagaman hayati dengan menanam berbagai jenis tanaman yang saling mendukung satu sama lain.

Selama berada di Desa Tani, tim diajak untuk melihat langsung proses pertanian organik yang tengah berlangsung, mengunjungi beberapa kebun yang dikelola oleh petani lokal, melihat berbagai tanaman yang tumbuh subur tanpa menggunakan pestisida kimia, dan mendengar cerita tentang tantangan dan keberhasilan yang dihadapi oleh para petani di sana oleh Mang Ade, yang bertanggung jawab (pimpinan) di sana.
"Semua ini didukung oleh pendanaan dari Dompet Dhuafa yang bekerjasama dengan lembaga pemerintah." ujar Man Ade sambil menyediakan kopi kepada tim.
Salah satu aspek yang sangat menarik adalah adanya sistem pertanian terpadu yang menggabungkan pertanian, perikanan, dan peternakan dalam satu ekosistem yang saling mendukung. Pemandangan alam yang indah di sekitar desa, dengan udara sejuk khas pegunungan Lembang, juga memberikan suasana yang tenang dan menenangkan, sesuai dengan filosofi yang dipegang oleh Ust. Halim Ambiya.
"Dalam kehidupan yang harmonis, pertanian bukan hanya sekadar usaha mencari nafkah, tetapi juga sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjaga keseimbangan hidup," beliau menjelaskan.

Selain itu, Desa Tani juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai tujuan ekowisata. Pengunjung yang datang tidak hanya bisa belajar tentang pertanian organik, tetapi juga berkesempatan untuk merasakan kehidupan pedesaan yang damai dan berkelanjutan. Kegiatan seperti berkebun, membuat pupuk kompos, atau belajar tentang ramuan tradisional bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik dan edukatif.
Kunjungan kami ke Desa Tani di Lembang ini memberikan banyak pelajaran berharga, tentang pentingnya pertanian yang ramah lingkungan dan bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan antara alam dan kehidupan manusia. []